SEO Agency Indonesia

Bounce Rate

2 minutesread

Apa Itu Bounce Rate?

Bounce rate adalah persentase pengunjung yang datang ke satu halaman website lalu pergi tanpa melakukan interaksi apa pun.

Contohnya:

Seseorang klik halaman “Jasa Pembuatan Website WordPress” → baca sekilas → langsung tutup tab tanpa klik menu, tombol, atau scroll ke bagian lain.

Itu disebut bounce. Kalau 100 orang datang dan 60 di antaranya langsung pergi seperti itu, maka bounce rate kamu 60%.

Bounce rate dihitung dari total pengunjung yang “langsung pergi” dibagi total pengunjung yang datang, lalu dikali 100.

Kenapa Bounce Rate Bisa Tinggi?

Halaman tidak sesuai harapan

Mungkin judul di Google menarik, tapi isi halaman tidak menjawab ekspektasi pengunjung.

Waktu loading terlalu lama

Kalau halaman lambat muncul, banyak orang langsung kabur sebelum sempat lihat isinya.

Desain atau struktur membingungkan

Tombol tidak jelas, teks terlalu padat, atau layout tidak responsif bisa bikin pengunjung frustrasi dan cepat pergi.

Tidak ada ajakan interaksi

Kalau tidak ada tombol, link, atau arah yang jelas mau ngapain, pengunjung bisa bingung lalu menutup halaman.

Apakah Bounce Rate Selalu Buruk?

Jawabannya: nggak selalu.

Bounce rate tinggi belum tentu pertanda jelek—tergantung jenis halamannya.

✅ Kalau halaman blog yang tujuannya hanya memberi info, bounce rate tinggi bisa normal. Misalnya orang cari info, baca, selesai, lalu tutup.

❌ Tapi kalau halaman layanan seperti “Jasa SEO” atau “Jasa Maintenance Website” punya bounce rate tinggi, itu bisa jadi tanda ada masalah. Karena idealnya, pengunjung harus tertarik menjelajahi lebih jauh—lihat portofolio, klik tombol konsultasi, dll.

Jadi yang penting bukan sekadar berapa persen, tapi apakah perilaku itu sesuai dengan tujuan halaman tersebut.

Cara Menurunkan Bounce Rate (Kalau Memang Perlu)

1. Perbaiki kecepatan website

Website lambat = orang kabur. Optimalkan gambar, hosting, dan tema website kamu.

2. Buat konten yang menjawab dengan cepat

Pastikan judul dan isi halaman relevan. Jangan bikin pengunjung merasa tertipu atau harus scroll panjang baru nemu jawabannya.

3. Tambahkan ajakan bertindak (CTA)

Arahkan pengunjung buat klik: ke layanan lain, artikel terkait, form konsultasi, atau tombol WhatsApp.

4. Buat internal linking antar halaman

Misalnya, dari artikel blog arahkan ke halaman layanan. Atau dari halaman layanan utama, arahkan ke studi kasus dan portofolio.

5. Desain harus jelas, mobile-friendly, dan enak dibaca

Gunakan layout yang bersih, font besar, tombol yang mudah diklik, dan hindari tampilan berantakan.

Bounce Rate = Sinyal, Bukan Hukuman

Anggap bounce rate seperti notifikasi. Bukan nilai ujian yang harus kamu panikkan, tapi sinyal bahwa mungkin ada bagian website kamu yang perlu diperbaiki.

Yang penting: paham konteksnya, tahu halaman mana yang perlu dioptimasi, dan mulai pelan-pelan memperbaikinya.

Turunkan Bounce Rate, Tingkatkan Peluang Konversi

Kalau pengunjung kabur sebelum sempat kenal bisnis kamu, itu artinya peluang hilang. Optisio bantu kamu bikin halaman yang nggak cuma tampil di Google, tapi juga bikin orang betah, klik, dan akhirnya tertarik.

👉 Jangan cuma puas muncul di Google—pastikan pengunjung juga betah di website kamu.

Istilah Penting Lainnya